Sedikit Mimpi dari ITB
Ada tulisan bagus dari salah seorang legenda ITB
(Alm) Sigit Firmansyah, elektro2001
Semoga bisa jadi bahan renungan
=========================
Malam ini saya bertemu dengan seorang kawan yang
bercerita tentang academic excellent, mimpi-mimpi yang
kini telah mulai hilang dari kampus kami dan juga
semangat kerja keras yang mulai luntur. Kami berbagi
kesedihan dan keprihatinan tentang mutu pendidikan
yang makin turun, IPK adik-adik kami mahasiswa TPB
yang makin rendah, mahasiswa TPB yang mulai suka main
kartu di TVST, soal ujian Kalkulus yang makin mudah
dari tahun ke tahun dan juga mahasiswa yang mulai
kuliah dengan tidak serius.
Apa yang salah dengan kampus ini?
Kami rindu akan kampus yang dipenuhi dengan
orang-orang yang dengan penuh ambisi akademik ingin
selalu belajar, belajar dan belajar. Kami rindu akan
ruang-ruang perpustakaan yang dipenuhi orang, namun
tenang penuh keseriusan. Kami rindu bertemu mahasiswa
dengan pakaian sopan sederhana, yang uang dan waktu
nya telah tercurah untuk buku dan ilmu.
Bagi kami, ITB hampir-hampir kehilangan satu-satunya
aset terpenting yang seharusnya dimiliki yaitu :
“lingkungan akademik”. Lingkungan akademik yang
terpancar mulai dari segenap penjuru bolevard,
pojok-pojok kantin hingga laboratorium dan ruang
kuliah. Penjuru kampus harusnya dipenuhi dengan
manusia-manusia dewasa yang berinteraksi layaknya kaum
intelektual, berdiskusi dan bercerita tentang
mimipi-mimpi teknologi. Bukan penindasan dan
pembodohan.
Kampus ini sepertinya telah kehilangan orang-orang
yang ketika pertama kali menginjakkan kampus mempunyai
mimpi tentang membuat robot dan roket. Kampus ini
sepertinya telah kehilangan orang yang dikepalanya
dipenuhi mimpi-mimpi tentang mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Telah hilang orang-orang
yang mau memberikan segalanya untuk belajar.
Kami takut suatu saat nanti kampus ITB, menjadi tidak
lebih dari seperti SMU-SMU biasa yang berstatus
sebagai perguruan tinggi, namun isinya tetap saja
mahasiswa-mahasiswa gaul sok borjuis yang sama sekali
tidak memiliki etos kerja keras.
Kalau kampus kita sudah seperti itu, jangan sebut lagi
kampus ini dengan sebutan Institut Teknologi!
Kami yakin bahwa kebesaran bangsa ini, salah satunya
dibangun dari kampus ini, dan itu adalah kenyataan
sedih yang harus dihadapi.
Kami berdoa semoga mimpi buruk ini tidak pernah
terjadi…..
Dan saya mohon siapapun yang membaca tulisan ini,
turut mengaminkan doa kami. Kami ingin yang membaca tulisan ini bersama kami
mengaminkan doa ini dengan tangan, kaki, cucuran
keringat dan air mata. Mengaminkan dengan penuh
kesungguhan yang juga disertai kerja keras dan
konsistensi. Tidak sekedar amin dalam kata-kata.
Karena, ….ITB adalah aku, kamu, kami dan kita.
Kelak kebesaran dan prestasi ITB adalah untuk
Indonesia tercinta.
=========================
Tulisan diambil dari facebook DAT2009
Untuk teman-teman ITB, isi tulisan di atas seharusnya dapat menjadi pembelajaran baru, untuk tidak berpuas diri hanya karena nama ITB. Mungkin ITB saat ini masih salah satu yang terbaik, tapi mungkin ITB saat ini bukan ITB yang terbaik yang pernah ada..
Ada tulisan bagus dari salah seorang legenda ITB
(Alm) Sigit Firmansyah, elektro2001
Semoga bisa jadi bahan renungan
=========================
Malam ini saya bertemu dengan seorang kawan yang
bercerita tentang academic excellent, mimpi-mimpi yang
kini telah mulai hilang dari kampus kami dan juga
semangat kerja keras yang mulai luntur. Kami berbagi
kesedihan dan keprihatinan tentang mutu pendidikan
yang makin turun, IPK adik-adik kami mahasiswa TPB
yang makin rendah, mahasiswa TPB yang mulai suka main
kartu di TVST, soal ujian Kalkulus yang makin mudah
dari tahun ke tahun dan juga mahasiswa yang mulai
kuliah dengan tidak serius.
Apa yang salah dengan kampus ini?
Kami rindu akan kampus yang dipenuhi dengan
orang-orang yang dengan penuh ambisi akademik ingin
selalu belajar, belajar dan belajar. Kami rindu akan
ruang-ruang perpustakaan yang dipenuhi orang, namun
tenang penuh keseriusan. Kami rindu bertemu mahasiswa
dengan pakaian sopan sederhana, yang uang dan waktu
nya telah tercurah untuk buku dan ilmu.
Bagi kami, ITB hampir-hampir kehilangan satu-satunya
aset terpenting yang seharusnya dimiliki yaitu :
“lingkungan akademik”. Lingkungan akademik yang
terpancar mulai dari segenap penjuru bolevard,
pojok-pojok kantin hingga laboratorium dan ruang
kuliah. Penjuru kampus harusnya dipenuhi dengan
manusia-manusia dewasa yang berinteraksi layaknya kaum
intelektual, berdiskusi dan bercerita tentang
mimipi-mimpi teknologi. Bukan penindasan dan
pembodohan.
Kampus ini sepertinya telah kehilangan orang-orang
yang ketika pertama kali menginjakkan kampus mempunyai
mimpi tentang membuat robot dan roket. Kampus ini
sepertinya telah kehilangan orang yang dikepalanya
dipenuhi mimpi-mimpi tentang mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Telah hilang orang-orang
yang mau memberikan segalanya untuk belajar.
Kami takut suatu saat nanti kampus ITB, menjadi tidak
lebih dari seperti SMU-SMU biasa yang berstatus
sebagai perguruan tinggi, namun isinya tetap saja
mahasiswa-mahasiswa gaul sok borjuis yang sama sekali
tidak memiliki etos kerja keras.
Kalau kampus kita sudah seperti itu, jangan sebut lagi
kampus ini dengan sebutan Institut Teknologi!
Kami yakin bahwa kebesaran bangsa ini, salah satunya
dibangun dari kampus ini, dan itu adalah kenyataan
sedih yang harus dihadapi.
Kami berdoa semoga mimpi buruk ini tidak pernah
terjadi…..
Dan saya mohon siapapun yang membaca tulisan ini,
turut mengaminkan doa kami. Kami ingin yang membaca tulisan ini bersama kami
mengaminkan doa ini dengan tangan, kaki, cucuran
keringat dan air mata. Mengaminkan dengan penuh
kesungguhan yang juga disertai kerja keras dan
konsistensi. Tidak sekedar amin dalam kata-kata.
Karena, ….ITB adalah aku, kamu, kami dan kita.
Kelak kebesaran dan prestasi ITB adalah untuk
Indonesia tercinta.
=========================
Tulisan diambil dari facebook DAT2009
Untuk teman-teman ITB, isi tulisan di atas seharusnya dapat menjadi pembelajaran baru, untuk tidak berpuas diri hanya karena nama ITB. Mungkin ITB saat ini masih salah satu yang terbaik, tapi mungkin ITB saat ini bukan ITB yang terbaik yang pernah ada..
copied from Budi Khoironi FB's notes
0 komentar:
Post a Comment