Showing posts with label sastra. Show all posts
Showing posts with label sastra. Show all posts

Saturday, October 01, 2016

[PUISI] Menulislah dalam Kesendirianmu


Akan tiba suatu masa di mana kita hanya ditemani laptop dan segelas kopi
Tiada tawa canda atau bahkan pertikaian kecil
Yang ada hanyalah sendiri dan menyediri
Dunia yang luas seolah hanya sebuah kamar kostan ukuran 1.5 x 3
Lamunan dan perandaian nyatanya justru membuat diri semakin jauh dari realita

Bunuhlah mimpi dan angan-anganmu !
Kutegapkan badan dan keluar melihat aneka macam orang
Ada dari mereka yang berjibaku mengais sampah untuk dapat hidup di hari itu
Ada juga SPG yang menawarkan rokok dengan tampilan seksi ala artis ibukota
Ada juga seorang anak muda yang mendiskusikan kebobrokan negara di sebuah kafe
Ada juga sekumpulan orang yang tanpa lelah menegakkan moral suatu kampung
Mengacalah pada mereka !

Aku yang terkungkung dalam lingkungan akademik kemudian merenung
Apakah aku hanya diam ?
Tak lama setelah perenunganku, ada pesan masuk
Hai Bung, menulislah ..  itulah bentuk perjuanganmu..
Pesan itu seolah tamparan di tengah pikiran kacau yang lama sekali pulih
Aku hidupkan jaringan internet, membuka blog dan sejenisnya
Aku lihat tulisanku di berbagai macam jenis media, sebagian sampah sebagian serius
Aku tersenyum-senyum sendiri

Semilir angin maghrib mengingatkanku pada sastrawan besar, Pramoedya namanya
Teringat pernyataannya, "Tulisanku adalah anak kandungku"
Aku membuka Microsoft Word dan memulai menulis
Menulislah dalam kesendirianmu
Bandung, 1 Oktober 2016  

Monday, June 06, 2016

Cinta Adalah

Tetiba saya ingin menulis artikel singkat tertang cinta. Teringat obrolan saya dengan dosen sekitar dua minggu lalu di Mandep. Istilah “cinta” jelas tidaklah asing bagi kita khususnya para kaum muda. Berbagai tayangan mulai dari sinetron di layar kaca, lagu-lagu, sampai dalam pergaulan sehari-hari, seringkali kata tersebut muncul. Lantas, cinta itu apakah sebatas ungkapan perasaan antara dua anak manusia ? Menarik untuk didiskusikan.

Banyak orang pinter khususnya filosof yang mengartikan cinta dengan penjelasan panjang lebar dan komprehensif. Saya disini akan membahas cinta hanya sebatas definisi yang saya ungkapkan dengan sebuah ilustrasi. Sebelum membahas lebih jauh, perlu pembaca ketahui bahwa dalam proses kepenulisan saya ini diiringi oleh musik klasik dari piano. Nah, ini sedikit banyak mempengaruhi alur kepenulisan saya.

Cinta ≠ Memiliki

Ada pemuda A menyukai pemudi B. Dalam periode T, dua manusia ini berkomunikasi intens setiap hari, menonton di akhir pekan, dan saling balas antar ke tempat tinggal masing-masing. Pengamat C mendefinisikan dua manusia ini sedang bercinta, sementara pengamat D mendefinisikan pacaran. Disini sukar dibedakan apakah bercinta = pacaran.  

Suatu ketika, pemuda A putus dengan pemudi B karena satu hal. Komunikasi intens, menonton tiap akhir pakan, dan saling balas antar tidak terjadi lagi. Dua manusia ini beraktivitas di dunianya masing-masing tanpa kelihatan saling intip. Biarpun demikian, pemudi B ternyata tidak bisa menahan deras air matanya yang terus menerus keluar setiap malam. Ini terjadi selama waktu T+1 sampai T’. Dalam rentang waktu itu pula, pemuda A ternyata tak lupa dengan pemudi B. Dalam doanya kepada Tuhannya, Ia tak pernah luput menyebut nama pemudi B. Biapun pemuda A sadar bahwa Ia yang meminta putus pada pemudi B.

Suatu ketika, dalam periode T’+1 secara tak sengaja dua manusia ini bertemu dalam suatu undangan pernikahan. Tak ada komunikasi di antara keduanya. Diam, sepi. Pemuda A memberanikan diri membuka percakapan, “Apa kabar?”. Pemudi B membalikkan muka dan segera meninggalkan lokasi dimana keduanya dipertemukan.

Di suatu waktu T’’, pemudi B menemukan seorang seorang pemuda E dan beberapa waktu kemudian keduanya melangsungkan pernikahan. Dalam rentang waktu T sampai T’’, upaya pemudi B melupakan bayang-bayang ingatan terhadap pemuda A berhasil. Ia tidak mengundang pemuda A di hari pernikahannya dengan pemuda E. Biarpun demikian, pemuda A tetap hadir. Ia memberikan kado istimewa kepada pemudi B. Tak terlihat kesedihan di mimik pemuda A, justru senyum dan tawa bahagia yang terlihat. Sementara, pemudi B justru meneteskan air matanya.

Adalah Cinta

Sampai pada waktu T”’, pemuda A melangsungkan pernikahan dengan pemudi F. Dalam hari pernikahannya, Ia mengundang pemudi B namun sayangnya tidak hadir. Kejadian ini tidak membuat pemuda A lantas mencoret nama pemudi B dalam daftar kontak di ponselnya. Ia  tetap menunjukkan I’tikad untuk bertamu di rumah pemudi B suatu saat. Seiring berjalannya waktu, aktivitas rumah tangga ternyata membuat kedua keluarga ini hidup dalam duniannya masing-masing. Kondisi ini tak lantas membuat pemuda A lupa atas pemudi B. Setiap hari, sosok pemudi B selalu membayanginya. Ia sukar lupa. Berkali-kali Ia bermimpi bertemu. Proses kontinyu ini membuat Tuhan mempertemukan keduanya dalam sebuah reuni akbar almamater. Kedua keluarga ini bertemu. Dengan tanpa rasa malu pemuda A menyapa pemudi B, “Apa kabar?”. Pemudi B dengan malu-malu menjawab, “Baik”. Keduanya lantas bersalaman dan bercakap-cakap.

Posted on Monday, June 06, 2016 | Categories: ,

Tuesday, February 09, 2016

Kamu yang di Sana

Kamu yang di Sana

Kamu adalah pelengkap hidup
Di saat aku berada dalam titik nadir frustasi
Atau ketika aku semakin jauh dari-Nya
Namamu tiba-tiba muncul, tak diundang

Bukan karena parasmu aku teringat
Bukan juga karena kementerengan nilai akademismu
Bukan juga karena nasabmu yang mulia
Namun, karena keteguhan prinsipmu

Aku amati bahwa kamu tak pernah luput dari kemuliaan
Postinganmu di blog, jejaring sosial milikmu, atau omongan teman dekatmu
Semua menujukkan kekonsistenanmu dalam berbuat kebajikan
Kebajikan itulah yang membuatmu mulia di mataku

Aku tahu mempersuntingmu tidaklah mudah
Kamu ibarat langit, sementara aku bumi
Di berbagai sisi aku akui kalah sekalah-kalahnya
Menjadikanmu sebagai bagian diriku adalah satu tekad untuk menjadikanku menjadi seorang mulia sepertimu

Aku hanya ingin menjadi orang yang mulia di hadapan-Nya
Itu saja
Aku yakin itu bisa terjadi ketika hidup berdua denganmu

Kamu yang di sana
Aku yakin banyak kaum Adam yang mengirim proposal kepadamu
Jikalau memang kamu lebih memilih bukan aku, aku ikhlas seikhlas-ikhlasnya

Doakan aku bisa melupakanmu
Doakan aku bisa melakukan kebaikan tanpa mengingat bayang-bayangmu.

Bandung, 9 Februari 2016

Posted on Tuesday, February 09, 2016 | Categories: ,

Thursday, May 08, 2014

Kartini Dulu dan Kini

Sebagai persembahan di  Malam Kebudayaan Ganesha (25/4/2014) 
di Lapangan Merah FSRD ITB



Setiap 21 April diperingatilah hari Kartini
Semua wanita berbangga sebab tokoh pejuangnya, Kartini, dikenang
Kini, wanita Indonesia tidak ragu lagi berkata emansipasi
Tidak lagi istilah wanita sebagai pelengkap lelaki
Wanita kini bebas menentukan nasibnya ; menjadi engineer, seniman, scientist, dan lain-lain yang sama dengan lelaki

***

Lantas, apa yang diperingati dari seorang RA. Kartini tiap 21 April itu ?
Ya, tidak lebih dari sekedar kebaya "Kartini", kain panjang, dan gelung. Simbolik !
Sosok Kartini hanyalah puing-puing yang coba dihidupkan dalam setahun
Sudahkan para wanita Indonesia memahami peran sesungguhnya dari seorang Kartini ?
Mengertikah para wanita Indonesia akan surat-surat Kartini kepada keluarga Belanda yang fenomenal itu ?
Rasanya betul bahwa Kartini di abad ini hanya sebuah lukisan yang terpasang di museum

***

Kartini dikenal sosok yang getol melawan "feodalisme"
Ketika itu wanita tak lebih hanya sekedar komoditi
Fisik dan jiwanya digadaikan untuk memenuhi hasrat kaum lelaki yang bekerja di kebun-kebun
Wanita juga dipingit, di-raden ayu-kan
Kini, setelah lebih dari 100 tahun Kartini wafat, bagaimana keadaan wanita hari ini ? Sudahkah cita-cita Kartinii terwujud ?
Belum seluruhnya. Neo-feodalisme masihlah tumbuh-berkembang
Banyak wanita yang masih menjadi budak seks seperti di industri pariwisata
Fisik yang indah dari seorang wanita dijual demi memuaskan hasrat kaum lelaki
Tidak hanya itu, tiap 6 jam terjadi pemerkosaan seksual
Juga pelecehan seksual yang sudah menjadi kegiatan spontanitas yang dilakukan dimana-mana
Bukankah itu yang ditentang Kartini ?

***

Melihat kondisi wanita saat kini, rasanya Kartini belum tenang berada dikuburnya
Kecuali jika para wanita berani menjadi Kartini-Kartini baru
Dan, saya yakin kalian semua para wanita yang hadir di Malam Kebudayaan Ganesha ini yang akan menjadi Kartini itu
Kalianlah para penerus perjuangan Kartini
Kalianlah Kartini abad 21
Di tanganmulah Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani bukan karena wanitanya diekspor sebagai tenaga kerja murah, tetapi karena kualitas wanitanya menggemparkan dunia
Akhir kata, Gerakken !


Bandung, 25 April 2014




Posted on Thursday, May 08, 2014 | Categories:

Tuesday, December 17, 2013

Kembalinya Tiga Pangeran


 Sunken seperti hari-hari biasanya diselimuti keriuhan mahasiswa yang tergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Mulai dari suara gitar musik, jazz, lagu kedaerahan, sampai suara mahasiswa yang sekedar nongkrong dan tertawa keras entah kemana arahnya. Golongan terakhir ini yang mendominasi saat jam sibuk tepatnya saat maghrib. Mereka nongkrong di meja hijau depan sekre unit mereka masing-masing. Sore itu, aku juga nongkrong tetapi tidak di meja hijau, melainkan di kursi empuk biru di dalam sekre. Aku lagi asyik internetan ; update status di twitter dan juga menulis di blog pribadi. Sekreku sepi, hanya aku yang ada disini. Sendiri. Sekreku hanya ramai ketika rapat redaksi atau ketika ada diskusi. Kesepian merupakan karma dari sebuah unit media. Aku sudah kebal dengan karma ini. Aku sudah akrab dengan kesendirian.

Hari ini tepat tanggal 1 Maret 2013. Bulan Pemilu Raya KM ITB pun tiba. Setahun sebelumnya aku sudah punya ancang-ancang untuk momen tahunan mahasiswa ITB ini. Saat aku masih menjabat ketua unit dimana aku adakan polling bakal calon Presiden KM ITB di website resmi unit. Tercatat ada delapan calon yang semuanya angkatan 2009. Saat pertama launching, kampus heboh. Website ramai dikunjungi apalagi setelah dibantu akun @GaLauLu, akun galau dengan lebih dari 5000 follower yang dikelola oleh Zuma, teman satu unitku. Tercatat lebih dari 1300 pengunjung dalam sehari, jumlah pengunjung terbanyak sejak pertama kali website dibuat pada awal 2012. Oktober 2012, aku harus sudahi posisi sebagai ketua unit. Praktis aku digantikan oleh adik angkatan. Arvan Amrullah, mahasiswa Teknik Lingkungan ITB 2011 adalah penggantiku. Kebijakan dia lebih kedalam, internal. Unitku tidak lagi aktif bermain di politik praktis kemahasiswaan. Polling yang relatif menaikkan rating unit dicabut. Konten-konten di web cenderung lebih akademis dan intelek. Berita-berita berbau gosip politik kampus hilang begitu saja. Walhasil, di dunia virtual unit tidak lagi dikenal massa kampus. Juga di dunia real. Sekre unit seringkali sepi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya berikan masukan kepada ketua baru.

Sunken Court ITB (doc. google.com)
Massa kekosongan jabatan membuatku gerah. Aku tidak bisa hanya terfokus pada materi kuliah. Yudha yang saat itu masih menjabat Ketua Tiben ITB mengajakku untuk bergerak mengadvokasi gerbang belakang. Gerbang utara kala itu tutup sejak akhir 2012 dikarenakan akan dibangun gedung di sekitar parkiran utara ITB. Pembangunan sedianya akan dibangun di awal tahun 2013 sekitar bulan Maret namun ternyata proyek mangkrak. Hal inilah yang mendorong Yudha membuat gerakan ini.

Dalam gerakan ini, aku menjadi aktor kedua setelah Yudha. Kumpul-kumpul dengan petinggi kampus seperti halnya ketua himpunan dan ketua unit diadakan setiap pekan di depan sekre Tiben. Biasanya Yudha menjadi moderator sekaligus juru bicara forum, sedangkan aku provokator isu. Pekan demi pekan, peserta yang turut serta semakin banyak. Lebih dari lima puluh petinggi kampus hadir di forum ini. Dalam sebuah rapat diputuskan untuk adakan berbagai gerakan. Diantaranya propaganda melompati gerbang belakang, mencoret pagar seng proyek, dan audiensi dengan rektorat. Terkait vandalisme (dua gerakan pertama) dikoordinasi oleh Ganapati, mantan ketua PSIK ITB. Aksi dilakukan pada dini hari menjelang subuh. Bang Gana, panggilan akrabnya melakukan aksi dengan gank-nya, juga dengan beberapa peserta forum. Ada dua spot target pencoretan yakni seng proyek di bekas parkiran utara dan seng proyek penutup gerbang utara. Coretan berusia singkat "sehari". Besoknya pihak K3L langsung sigap dan menghapusnya dengan cat putih. Praktis tidak ada bekasnya sama sekali. Aksi pun gagal. Aksi lain, propaganda melompati gerbang belakang via media online juga tidak berjalan efektif. Kampanye di jejaring sosial memang seringkali di-repost, di-retwit, dan di-share namun aksi nyatanya hanya dilakukan oleh segelintir orang. Hanya dilakukan oleh lima orang termasuk Yudha, sang inisiator gerakan. Praktis aksi ini gagal. Aksi selanjutnya, audiensi dengan rektorat. Audiensi dilakukan tiga kali. Puncaknya audiensi pada 19 April 2013, Jumat siang, di bacement CC Barat. Massa kampus yang turut serta banyak sekali. Hampir menyentuh seratus orang. Namun sayang sekali tidak dihadiri oleh rektor. Hanya dihadiri bawahannya seperti ketua K3L, ketua Bidang Kemahasiswaan, dan Ketua Pembangunan Gedung ITB. Audiensi berjalan alot. Aku bahkan harus berdebat kusir dengan Ryan Budiarto, Kepala Lembaga Kemahasiswaan. Beliau menganggap bahwa gerakan gerbang belakang ini tidak seksi. Dia pun mengejek gerakan ini dan membanding-bandingkan dengan gerakan heroik mahasiswa ITB pada 1998. Massa pun memanas. Audiensi berakhir anti klimaks. Lagi-lagi, rektorat tidak bisa ditaklukkan.

Seiring dengan momen gerbang belakang, kondisi perpolitikan kampus sedang memanas. Pemilu raya 2013 dinyatakan gagal. Kedua kandidat calon Presiden KM ITB didiskualifikasi karena poin pelanggaran kedua calon melebihi 75 poin. Ternyata pelanggaran Pemira ini tidak jauh dari seorang Bang Gana. Ganapati adalah salah seorang pendukung Putu Indiarti, salah satu kandidat Presiden KM ITB. Bang Gana juga merupakan aktor kampanye gelap dan aksi pemusnahan atribut kampanye kompetitor Putu. Nama Ganapati sebenarnya sudah tidak asing di telinga massa kampus terutama angkatan 2008, 2009, dan 2010. Hampir di setiap Pemira sejak 2011, Bang Gana lakukan aksi koontroversial. Pemira tahun sebelumnya, Ia merusak papan informasi Pemira di kawasan DPR (depan HMFT ITB). Di pemira dua tahun sebelumnya juga tidak kalah heboh. Ia musnahkan beberapa spanduk panitia pemira.

Saking geramnya pendukung Yoga, kompetitor Putu di Pemira, terhadap Bang Gana, beredar SMS dari oknum internal yang bocor ke publik. SMS itu berisikan kampanye bahwa Ganapati pendukung setia Putu, maka haram untuk memilih Putu di Pemira kali ini. SMS ini membuat Yoga didiskualifikasi dari pencalonannya sebagai Presiden KM ITB biarpun kasus ini terungkap pada masa pasca voting Pemira. Tim Yoga pun bergerak cepat. Mereka juga laporkan kejadian perobekan pamflet dan kampanye hitam Bang Gana pada dini hari menjelang subuh beberapa hari yang lalu. Putu juga otomatis terdiskualifikasi. Akhirnya kedua calon didiskualifikasi. Pemira tahun ini dinyatakan gagal. Bang Gana tertawa puas.

Gagalnya Pemira membuka harapan bagi Yudha untuk ajukan diri sebagai Penanggung jawab sementara (PJS) Presiden KM ITB. Pada masa genting karena gagalnya Pemira, Kongres keluarkan kebijakan pengangkatan PJS edisi kedua setelah sebelumnya dijabat oleh Sigit, tangan kanan Askar, Presiden KM ITB sebelumnya. Pengangkatan PJS ini berlangsung terbuka dengan dilakukannya hearing dengan massa kampus. Ketika itu hearing diadakan di Kantin Barat Laut  ITB. Kandidat PJS ada tiga orang termasuk Yudha dan Sigit. Pembawaan Yudha berbeda sekali dengan dua calon lainnya. Pendekataan Yudha ke massa lebih ke arah penyadaran dan pengangkatan isu secara filosofis. Gerakan gerbang belakang dijadikan trade mark oleh Yudha. Ending-nya, pemilihan PJS Ketua Kabinet ada di tangan anggota Kongres. Untung saja ada tangan-tangan Yudha yang berhasil memainkan forum Kongres. Mereka adalah Airin (senator Tambang), Tia (senator Kelautan), dan Rivki (senator Geofisika). Mereka  bersatu mendukung Yudha. Awalnya secara voting Yudha kalah jauh. 15 berbanding 8 untuk Sigit. Tapi berkat manuver politik yang besar, Yudha menang dan resmi menjabat sebagai PJS Ketua Kabinet KM ITB selama satu setengah bulan.

Dalam masa memimpin organisasi tertinggi mahasiswa ini, Yudha tidak bisa berbuat banyak. Namun, Ia cukup berhasil tularkan landasan berkemahasiswaan kepada massa kampus seperti pengangkatan Ketua OSKM 2013. Rahman (SBM 2010) Ketua OSKM terpilih adalah orang dekat Yudha. Virus Yudha pun merasuk dalam nilai-nilai kaderisasi mahasiswa baru terbesar yang dikomandoi Rahman ini. Menjelang akan habisnya periode Yudha, Kongres adakan referendum. Referendum  ini selain dilangsungkan pemilihan ketua kabinet KM ITB juga dipilih juga calon ketua Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa (MWA-WM) yang dalam Pemira lalu tidak ada mendaftar. Kekecewaan aku pada gerakan gerbang belakang mendorong aku untuk maju mencalonkan diri sebagai calon Ketua MWA-WM. Malam sebelum deadline penyerahan berkas pendaftaran, Tim Putu dan Yudha datangi kosanku untuk menduetkanku dengan Putu. Setelah dijelaskan tidak ada kaitan pemilihan calon ketua kabinet dengan MWA-WM dan keterkaitannya hanya sebatas administratif, maka aku pun oke. Esoknya aku langsung bergabung dengan Tim Putu untuk kumpulkan tanda tangan ketua himpunan. Karena ketidakterkenalan MWA-WM pada massa kampus, disamping kampanye rencana program kerja juga terpaksa aku harus ceritakan apa itu MWA-WM. Maklum saja, lebih dari satu periode, MWA-WM tidak lagi terdengar kiprahnya oleh massa kampus. Apalagi ditambah dengan status MWA yang tiada secara badan hukum. Lima belas  tanda tangan selesai menjelang deadline pada Jam 18.00 WIB 2 Mei 2013. Malamnya verifikasi oleh Panitia referendum. Aku dan Putu dinyatakan lolos verifikasi. Segera setelah itu aku lakukan kampanye ke himpunan-himpunan dan juga jalani hearing dengan massa kampus dua kali. Puncaknya pada masa referendum, 10 Mei 2013, dilakukan voting satu ITB seperti halnya Pemira. Bedanya panitia teknis diserahkan ke himpunan masing-masing. Pada malam perhitungan suara, aku dinyatakan kalah dengan selisih lebih dari 200 suara sedangkan Putu menang. Pasca penentuan pemenang referendum, Aku sampaikan pidato kekalahan kepada massa kampus. Sorak sorai pun tidak bisa dibendung. Sekre KM ITB malam itu dipenuhi ratusan mahasiswa bahkan dari kampus luar ITB.

Kini, aku, Ganapati, dan Yudha hampir setiap hari bertemu. Kami semua sekarang menjadi swasta yang menjaga nilai di unit masing-masing. Aku Majalah Ganesha, Yudha Tiben, dan Ganapati PSIK. Tiga pangeran kembali ke kandang.

Uruqul Nadhif Dzakiy

 *Dibuat sebagai tugas mata kuliah Apresiasi Sastra
Posted on Tuesday, December 17, 2013 | Categories: ,

Wednesday, November 27, 2013

Mengenali Diri*

Namaku Ali. Aku mahasiswa tingkat lima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri tertua di Indonesia. Seperti mahasiswa tingkat akhir lainnya, aku mengerjakan Tugas Akhir namun sudah setahun belum juga selesai. Aku mengambil program studi Fisika. Mengingat masa SNMPTN empat tahun lalu, Fisika sebenarnya bukan pilihan pertamaku. Aku dulu pilih jurusan Informatika. Alasannya sih biar nantinya mudah dapat kerjaan setelah lulus. Juga masa itu, jurusan Informatika di kampusku passing grade-nya paling tinggi se-Indonesia. Menantang banget kan ? Tapi nasib pun berkata lain. Sudah lebih dari empat tahun, aku tetap masih belum bisa berteman dengan Fisika. Fisika masih tetap menjadi boomerang aku dalam beraktivitas. Tidak pernah aku melakukan sesuatu dengan maksimal. Dalam pikiranku selalu terbayang Fisika. Fisika tetaplah musuhku. Seringkali aku bertekad ingin menumbangkan Fisika dengan memasang target belajar dan nilai, namun tetap saja setelah sebulan kuliah, akupun tepar. Akupun kalah dengan Fisika. Fisika terlalu tangguh bagiku. Strategi dan cara lain kucoba. Kali ini aku mengubah pola belajarku. Semula dengan hanya membaca textbook, faham ataupun tidak faham. Kali ini aku terapkan belajar dengan pelan-pelan. Halaman demi halaman kubaca dengan pelan. Contoh soal pun kupelajari. Tetapi baru beberapa halaman kubaca, jadwal UTS sudah didepan mata. Metode belajar lama pun terpaksa kupakai lagi. Tidak ada pilihan lain. Dalam pikiranku selalu terbayang materi yang diajarkan dosen di kelas yang harus aku habiskan sebelum ujian. Walhasil, UTS pun gagal. Aku mengulang semester depan.

doc. google
Sudah tiga tahun sejak masuk jurusan, tidak ada yang berbeda dalam belajarku. Aku tetap anget-anget tahi ayam. Aku menginginkan hasil yang cepat dan memuaskan sementara otakku tidak mampu. Namun, tekanan batin dari orangtua dan teman-teman sekelasku membuatku melakukan hal serupa dengan semester sebelumnya. Aku tetap terapkan metode belajar gaya lama. UTS tetap hancur. Aku pun frustasi. Habis ujian aku ke warnet main game online berjam-jam. Aku sampai lupa kalau hari itu ada jadwal kuliah. Akupun bolos kuliah berhari-hari. Game online menjadi kawan dekatku. Mungkin ini karena kejombloanku. Aku jomblo sejak lulus SD dan aku masih phobia dengan wanita cantik di dunia nyata. Pelampiasan frustasiku kedua adalah buku. Buku-buku textbook Fisika membuatku pusing. Aku alihkan ke buku motivasi. Buku motivasi banyak berbicara tentang manajemen dan kepemimpinan. Aku pun borong buku manajemen Rhenald Kasali di Gramedia. Lebih dari 500 ribu aku habiskan untuk memborong buku Rhenald Kasali dan Peter Drucker. Selanjutnya buku-buku tersebut kubaca terus. Aku tidak kenal pagi, siang, ataupun sore. Ada UTS ataupun tidak, tetap kubaca. Dalam sebulan aku habiskan 11 buku dengan mayoritas buku manajemen. Temen-temen asramaku sampai menjulukiku gila buku. Kebiasaanku tersebut hanya bertahan tiga bulan. Selanjutnya hilang. Kata salah satu pemateri di training kepemimpinan asrama, Bachtiar Hamzah, mengatakan bahwa kebiasaan yang dibangun secara rutin dan berlangsung selama empat puluh hari tanpa putus maka akan menjadi kebiasaan selamanya. Ungkapan Bachtiar tidak berlaku untukku.

Kebiasaan membacaku telah hilang. Aku mencari pelampiasan lain dari rasa frustasiku atas kegagalanku dalam berteman dengan Fisika. Aku pun berbisnis. Saat ada pasar kaget di gasibu tiap minggu, akupun jualan dengan bekas teman asramaku, Rendy. Namun, jualan di Gasibu hanya bertahan empat kali alias sebulan saja. Kemudian, aku temukan bisnis baru yakni properti. Training gratis tiap minggu sore di S28 Jalan Sulanjana rutin aku ikuti. Kebetulan pengisinya adalah kakak kelas tua di Fisika yang banting stir berkarir sebagai developer properti. Ezra Sigalingging namanya. Training darinya kuikuti dengan seksama. Bahkan aku rela berdesak-desakan dengan peserta lain. Suatu saat aku bertekad ingin ikuti training esklusif dengan beliau, tarifnya 2 Juta. Mendengar nominal yang begitu besar aku urungkan. Aku hanya pilih training gratisan dari beliau. Suatu ketika beliau menceritakan cerita sukses penjual bubur ayam. Penjual ini melihat rumah yang dipasang papan "Dijual tanpa perantara". Penjual tersebut lalu dekati pemilik rumah lalu menjualkan rumah tersebut dengan harga lebih besar. Melihat surat Izin Membangun Rumah (IMB) rumah yang terlampau kecil, penjual bubur tersebut dengan Percaya Diri akan bisa menjual rumah dalam tempo yang  relatif cepat. Penjual bubur tersebut meminta waktu hanya tiga bulan. Namun, tidak disangka rumah terjual hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Penjual bubur pun untung 150 Juta bersih. Aku pun selepas training langsung mencari bidikan rumah. Targetku rumah di kawasan Cikaso. Kebetulan aku memprivat Cika dan Sifa di Cikaso tiap senin dan kamis sore. Aku dapatkan rumah di Gang Cikaso yang terpampang papan "Dijual Tanpa Perantara". Aku terapkan strategi penjual bubur. Aku depati pemilik rumah saat aku hendak tunaikan sholat ashar. Kopian surat-surat rumah aku minta. Akupun selanjutkan promosikan rumah-rumah tersebut di toko online ; tokobagus dan berniaga. Ada tiga rumah yang kujual. Ketiga rumah tersebut tidak ada yang menyentuh 1 Milyar karena memang rumah tua. Tidak hanya saat les aku kunjungi pemilik rumah, bahkan saat hari biasa aku pun berkunjung kesana. Tercatat ada empat orang yang kuantarkan ke rumah. Mereka semuanya adalah mahasiswa dan alumni ITB kecuali seorang. Mereka mendengar aku jual rumah dari Grup Facebook Jual Beli ITB. Suatu ketika, aku senang luar biasa ketika handphone-ku berdering. Penelpon tersebut berniat untuk membeli rumah. Tanpa harus melihat rumah, mereka deal untuk membeli rumah dengan uang pangkal sekian puluh juta. Sore itu mereka janji akan membayar via transfer bank. Sore aku cek ternyata mereka adalah sekelompok penipu. Aku dihipnotis saat memasuki ATM untuk transfer balik. Untungnya aku kebal. Tercatat ada tiga orang yang melakukan hal demikian. Pengalaman kehilangan 16 Juta tahun lalu membuatku bisa hati-hati terhadap modus ini. Lebih dari tiga bulan aku jual rumah, namun tetap juga tidak laku. Akupun gelisah dan frustasi. Keoptimisanku menjadi pengusaha properti hilang. Akupun drop out dari rencana menjadi pengusaha properti. Aku kembali ke jalur semula.

Begelut dengan Fisika masih membuatku frustasi. Aku kembali menjadi aktivis kampus. Aku kembali sering nongkrong di sekre unit untuk sekedar berbincang masalah kampus dan Indonesia. Kasus Gerbang Utara sedang hot diperbincangkan massa Sunken. Aku turut serta didalamnya. Biarpun tidak sebagai provokator utama, aku menjadi teman setia koordinator pergerakan, Yudha. Propaganda dan diskusi pun rutin dibuat. Berbincang dengan pihak rektorat pun diadakan, namun tanggapan mereka tetaplah dingin. Gerbang Utara tetap ditutup. Yudha sebagai inisiator gerakan ternyata lambat-laun semakin melembek. Dia tidak sesemangat pada awal gerakan. Ternyata bukan membuka gerbang tujuan gerakan ini, melainkan penyadaran bahwa kebijakan rektorat selama ini harus kita kawal. Mahasiswa jangan sampai tinggal diam. Ini bertentangan dengan sikapku yang menginginkan hasil yang jelas dalam setiap pergerakan. Sikap Yudha membuatku antipati terhadapnya. Suatu waktu terdapat masa kekosongan ketua Kabinet KM ITB. Yudha maju untuk mengisi kekosongan tersebut. Diapun terpilih biarpun secara voting dia kalah dengan Mulki, tangan kanan Damar, Ketua Kabinet KM ITB yang lengser. Namun, berkat manuver teman-teman dekat Yudha, Ia pun terpilih menjadi PJS Ketua Kabinet KM ITB. Sebulan berlalu, Periode PJS KM ITB pun habis, masa referendum pun tiba. Aku beranikan diri untuk maju sebagai calon Ketua Kabinet KM ITB. Kasus gerbang utara dan juga mantan ketua unit media menjadi modalku dalam berkampanye di hearing bebas atau ketika berkunjung ke himpunan-himpunan. Aku sempatkan buat tulisan dan juga berkunjung ke mantan ketua kabinet dan juga petinggi ITB. Pemeriksaan berkas referendum pun digelar. Satu hari yang diberikan panitia untuk mengumpulkan tanda-tangan para ketua himpunan tidak bisa aku lakukan. Aku hanya dapatkan lima tanda tangan. Aku maju secara independen, memakai bendera unit. Tim pemenanganku pun hanya dua orang ; aku dan pasanganku, Ucok, mantan Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa (MWA-WM). Akupun gagal sebelum referendum digelar.

Lagi-lagi bergulat dengan Fisika. Kali ini ditambah dengan Tugas Akhir yang terbengkalai lebih dari dua semester. Dosen wali di setiap awal semester selalu memarahiku sejak semester empat. Aku kenyang akan marahan. Tepatnya awal semester sembilan atau awal tingkat lima. Aku hendak meminta izin dosen wali untuk turut serta di konferensi di Dubai. Kebetulan aku diterima di konferensi mahasiswa tingkat internasional. Semester pendek pun aku terfokus pada tiga hal ; Tugas Akhir, Konferensi di Dubai, dan Semester Pendek. Dosen wali secara tersirat tidak setuju atas keikutsertaanku di konferensi tetapi aku jalan terus. Berbagai cara telah kulakukan untuk mencari donatur konferensi mulai dari kontak alumni, perusahaan, sampai ajukan ke program studi. Sampai seminggu menjelang keberangkatan, aku masih belum mendapatkan dana yang cukup. Aku terpaksa batalkan konferensi. Tugas Akhir juga gagal  selesai, namun semester pendek termodinamika mendapat indeks B. Lumayan.

Semester sembilan kumulai dengan target yang jelas di tembok kamar. Aku masih mencari celah untuk hindari Fisika. Aku pun disamping sering nongkrong di unit, juga turut serta menjadi anggota beberapa klab di Bandung, dan juga kontributor media massa Tribun Jabar. Aku juga menjadi maniak buku. Tidak hanya membaca, aku juga aktif memborong buku setiap bulannya. Aku juga mendadak memiliki hobi panjat gunung dan traveling. Kefokusanku terhadap Tugas Akhir dan Fisika terpecah. UTS-ku tetap saja gagal sementara semester sembilan beberapa minggu lagi akan habis. Disela-sela waktu yang sedikit ini, aku sering kali merenung. Aku mencoba membulatkan tekad untuk jalani semua ini. Aku mencoba berfikir positif akan bisa jalani semua.

Puncaknya di semester sepuluh, aku tanggalkan semua akivitas yang membebaniku ini. Aku fokus pada pengerjaan Tugas Akhir dan kuliah. Metode belajar kuganti. Seminar dua pun selesai kulewati. Kuliah pun selesai kujalani. Aku pun lulus Fisika ITB. Aku pun terlepas dari kelemahanku. Aku masuk diduniaku sebenarnya. Aku ambil kuliah pascasarjana di dunia politik dan ekonomi. Di bidang ilmu tersebut aku melesat. Tulisanku seringkali menghiasi surat kabar nasional. Aku bahkan mampu ciptakan satu buku yang terjual lebih dari 1000 eksemplar. Tidak terasa, dua tahun terlewat. Aku lulus dari pascasarjana dengan predikat cumlaude. Tidak puas disini, aku berlanjut kuliah pascasarjana lagi di Jerman tepatnya di Bonn University, sekolahnya Karl Marx, tokoh kiri yang melegenda itu. Saat kuliah di Jerman, selain menjadi ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman, aku juga seringkali diundang menjadi Ambassador di Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), dan lembaga dunia lainnya. Konferensi hampir setiap bulan aku ikuti baik di Jerman atau di Eropa bahkan Amerika. Aku menikmati ini semua. Aku benar-benar menjadi diriku. Biarpun seringkali gagal di ITB,namun kampus ini menjadi tempat untuk menemukan siapa aku sebenarnya.

*Cerpen ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Apresiasi Sastra
Posted on Wednesday, November 27, 2013 | Categories:

Tuesday, October 08, 2013

Terima Kasih Pram*

Pramoedya Ananta Toer (doc. google.com)

Malam ini aku tadarusan
Aku menemukan dunia lamaku
Suasana, teman, dan ilmu
Semua berawal dari Pram
Ya, Pramoedya Ananta Toer
Terima kasih Pram
Aku hanya bisa mengagumi karyamu
Hanya mengagumi
Tidak lebih
Maafkan Aku


* Ditulis di Sekre LPPMD (Lembaga Pengkajian dan Pengabdian Masyarakat Demokratis) Unpad Jatinangor

Posted on Tuesday, October 08, 2013 | Categories:

Thursday, October 03, 2013

PERINGATAN

Widji Thukul (doc. google.com)

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar


Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
.

(Wiji Thukul, 1986)

Posted on Thursday, October 03, 2013 | Categories:

Wednesday, September 11, 2013

Teman Abadi

Mengapa
Berteman harus dengan pamrih
Demi materi

Tidak ada teman abadi
Kecuali makhluk mati
Bernama ilmu

-Sunken Court E-04
Posted on Wednesday, September 11, 2013 | Categories:

Tuesday, September 03, 2013

SEMANGAT*

Chairil Anwar (doc. google.com)

Kalau sampai waktuku
Kutahu tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu !

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih dan peri.

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Maret 1943

*Diciptakan oleh Chairil Anwar dengan editor Pamusuk Eneste (disarikan dari Buku Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar ; Gramedia, 2012)
Posted on Tuesday, September 03, 2013 | Categories:

Thursday, August 29, 2013

Aku Bingung

Jepang maju berkat Restorasi Meiji
Itu dah lebih dari seratus tahun lalu
Di abad 21 ini muncul China dan India
Sebelumnya ada Singapura, Hongkong, dan Taiwan
Mereka pragmatis, keluar dari lingkaran ideologis
Nilai-nilai barat mereka contoh
Tapi mereka bukan membebek ke Barat

Aku bingung dengan Indonesia-ku
Katanya menganut modernasasi
Tapi rakyat tetap saja dibodohi
Berita tak henti-hentinya bercerita
Bahwa Indonesia bekerja sama dengan Barat di bidang bla bla bla
Tapi apa hasilnya ?

Aku juga bingung dengan sikap para pejabat negeri ini
Pikiran mereka sempit
Mereka hanya mikirin diri dan partainya
Negara dijadikan ajang politik yang saling menjatuhkan
Sementara mahasiswa tetap saja bodoh
Mereka sudah masuk di geng politik praktis yang korup
Idealisme mereka rela digadai demi tuntutan perut
Mengkaji dan berdiskusi dijauhi
Hura-hura dan memperbarui gadget adalah tuntutan
Lagi-lagi materi, ya materi
Aku bingung..
Aku bingung dengan bangsa Indonesia

Sunken Court E-04, 29 Agustus 2013 
Posted on Thursday, August 29, 2013 | Categories:

Wednesday, August 28, 2013

Kerudung Kuning

Tampaknya dirimu tidaklah asing
Kupandangi terus tapi terhalang lalu-lalang orang
Bukan batik, tapi lengan panjang motif bunga modern
Celana jeans, dan sepatu model north star
Balutan kerudung kuning membuat dirimu tampak khas
Beberapa menit kemudian, wajahmu tampak semakin dekat
Hanya terpisah dua kursi aku denganmu
Kupandangi, wajahmu  malah memandangi dosen
Aku hanya bisa mencuri-curi pandang
Duhai kerudung kuning ...


28 Agustus 2013, inspirasi kuliah apresiasi sastra

Posted on Wednesday, August 28, 2013 | Categories:

Monday, July 01, 2013

Imperialisme, Kolonialisme, dan Minke

doc. google.com
Hidup seorang manusia pribumi bernama Minke. Dia bersekolah di sekolah Belanda, H.B.S., di Surabaya. Suatu ketika datanglah Minke di rumah seorang Nyai bermana Sanikem yang lebih dikenal dengan Nyai Ontosoroh. Nyai ini memiliki anak kandung bernama Annelies. Dia cantik jelita, Minke dan Annelies tak lama kemudian sama-sama jatuh hati.

Nyai Ontosoroh adalah pribumi yang diperistri oleh Herman Mellema, Belanda totok tetapi tidak secara resmi. Sewaktu remaja Nyai dijual oleh orangtuanya ke Herman Mellema dengan beberapa gulden. Nyai tidak bisa berbuat apa-apa kecuali harus menerima segala apa yang diperintahkan oleh Herman Mellema. Biarpun Nyai sempat diajari baca tulis juga bahasa Belanda dan juga bagaimana menjalankan sebuah perusahaan, Nyai tetap sangat dendam dengan Herman Mellema seperti dendamnya dengan orangtuanya yang rela menjualnya. Suatu ketika Nyai meminta Herman untuk menikah secara resmi, tetapi Herman menolak. Hidup Nyai dan Herman tidak berjalan harmonis. Diakhir hidupnya, Herman habiskan untuk bersenang-senang dengan pelacur di rumah plesiran seorang germo yang juga tetangganya, Ah Tjong. Herman jarang sekali terlihat di rumahnya. Sesekali pulang, Herman kedapatan sedang mabuk, tak sadarkan diri. Kelakuannya juga aneh.

Annelies punya saudara kandung bernama Robert Mallema. Robert ini sangat benci dengan kehadiran Minke di rumahnya. Robert pun berusaha dengan segala cara tuk usir Minke. Ia pernah rencakan pembunuhan terhadap Minke tetapi gagal. Bejatnya kelakuan Robert tidak sampai disini. Robert pernah memperkosa Annelies, adiknya sendiri.

Sebagai pribumi, Minke tidak habis-habisnya dikucilkan dari lingkungannya di H.B.S. Pernah ia dikeluarkan dari sekolah ini gara-gara hasutan Robert Suurhof kepadanya saat forum diskusi yang dipimpin oleh Magda Peters, guru sastranya di H.B.S.. Biarpun sempat dikeluarkan dari H.B.S., Minke akhirnya dibolehkan untuk masuk kembali biarpun ditempatkan di kelas khusus. Minke lulus sebagai lulusan terbaik di H.B.S. Surabaya dan kedua se-H.B.S. Hindia Belanda. Minke hanya kalah dengan lulusan dari H.B.S. Batavia.

Didikan Eropa di H.B.S. membuat Minke memiliki pandangan yang berbeda dengan orang Jawa kebanyakan seperti halnya ayahandanya. Suatu ketika ayahandanya menculik paksa Minke dari rumah Nyai Ontosoroh dan dibawalah Minke untuk menghadap. Minke pun sungkem pada ayahandanya setibanya di rumah. Minke dalam hati kecilnya geram dengan budaya jawa yang begitu merendahkan dirinya yang mendapat didikan Eropa. Saat Minke pulang, ayahandaya diangakat menjadi seorang bupati. Kedepan, Minke diproyeksikan untuk gantikan ayahnya sebagai seorang bupati, tapi ia menolak. Minke lebih memilih hidup di bumi manusia dan menjadi manusia yang merdeka. Minke lebih memilih hidup bersama Annelies dan Nyai Ontosoroh. Ayahandanya sangat membenci Minke.

Kepergian Minke ke rumah orangtuanya membuat Annelies jatuh sakit. Kecintaan mendalam Annelies terhadap Minke inilah yang membuatnya sakit. Jiwa Annelies seperti halnya gadis berusia sepuluh tahun, rapuh dan sangat cengeng. Annelies tidak bisa hidup tanpa Minke. Hadirnya Minke setelah beberapa minggu meninggalkan rumah Annelies membuat Annelies sembuh dari sakit.

Setelah lulus dari H.B.S., Minke dan Annelies akhirnya menikah. Pernikahan yang sangat besar pada masa itu. Nyai Ontosoroh adalah Nyai terpandang. Ia memilki perusahaan besar mulai dari penyediaan susu sapi, sampai ekspor rempah-rempah ke Eropa. Tidak heran, bahwa menikahnya Minke dengan  Annelies menjadi buah bibir masyarakat saat itu.

Setelah menikah dengan Annelies musibah demi musibah terjadi. Herman Mellema meninggal di rumah mesum Ah Tjong. Robert Mellema, kakak Annelies pun tidak ditemukan keberadaannya. Kronologinya seperti ini. Gendut, suruhan Robert untuk membunuh Minke sebelumnya dikejar oleh Darsam, pembantu Nyai, dan masuk ke rumah plesiran Ah Tjong. Robert tidak tertangkap malahan yang ditemukan Herman Mallema dengan posisi sudah terbujur kaku. Nyai dan Minke pun jalani persidangan untuk diperikasa biapun pada akhirnya Ah Tjong ditetapkan sebagai tersangka sedang Nyai dan Minke terbebas.

Cobaan selanjutnya sangat besar. Herman Mellema sebelum memperistri Nyai miliki istri yang sah yang berdarah Belanda totok dan miliki satu anak bernama Ir. Maurist Mellema.  Setelah kedapatan Herman Mellema meninggal , keluarga ini menuntut segala hal perabotan Herman Mallema untuk diwarisi  kepada keluarga Mellema. Tidak hanya disini, Annelies pun harus dibawa ke Belanda. Annelies dan Nyai pun geram dengan keputusan pengadilan putih Belanda ini. Mereka pun memberikan pledoi dan perlawanan. Minke pun menuliskan gagasannya melalui berbagai tulisan di  media massa dan juga meminta batuan dari berbagai rekannya seperti Kepala Residen Keluarga De La Croix dan lainnya. lebih dari satu  ahli hukum pun didatangkan. Suasana panas terjadi saat itu. Para ulama dan juga warga sekitar tergugah hatinya untuk membela Minke. Perlawanan Minke dan Nyai Ontosoroh terhadap pengadilan putih Belanda mendapat respon yang luar biasa dari segenap warga Hindia Belanda biarpun pada akhirnya Annelies dan Nyai kalah dan harus menyerahkan Annelies ke keluarga Mellema. Nyai yang melahirkan Annelies, juga Minke yang menjadi istri sah Annelis merasa sangat kehilangan.

Bersambung ...

Diambil Dari Buku Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer

Sunday, April 22, 2012

#HALAMADRID

Nou Camp bergema
Duel El-Clasico akan segera digelar
Duel rival lama Madrid - Barcelona

Kick-off dilakukan
Dua klub saling serang 
Madrid tertekan
Barcelona menguasai bola dengan telak
Tapi Madrid berhasil mencetak gol
Khedira pencetaknya

Babak pertama usai
Madrid memimpin
Barcelona semakin beringas
Sanchez berhasil memanfaatkan kemelut 
Angka berimbang 1-1

Madrid manfaatkan serangan balik
Gol indah Ronaldo mengubah keadaan
2-1 tuk Madrid

Serang menyerang kembali terjadi
Namun, gol tak kunjung tercipta
Prit, priiiit !
Tambahan waktu empat menit habis

#HALAMADRID
#HALAMADRID
#HALAMADRID

22 April 2012    10:24 AM
Posted on Sunday, April 22, 2012 | Categories:

Friday, April 20, 2012

Subuh

Iqomah terdengar keras
Lampu kamar terlihat putih dan menyilaukan
Hadir sesosok kawan membangunkan
Diri ini secara spontan bangun dann membasuh muka

Tiba akhirnya di sebuah surau
Surau yang kadang terlihat asing bagiku
Sudah sangat lama kaki ini tidak menikmati subuh di dalamnya
Diri ini terlarut dalam jamaah

Jamaah sudah berakhir
Ayat suci terdengar bersautan
Almasuraat yang kering akhirnya basah
Hatiku tergetar larut dalam kenikmatan

Aku menikmati subuh
Biar hanya dua jam diri ini terlelap
Subuh ini sangat sejuk
Sesejuk keimananan yang kembali mengembang


20 April 2012  5:38 AM
Posted on Friday, April 20, 2012 | Categories:

Tuesday, April 17, 2012

GANESHA

Malam ini GANESHA masih mendengkur
GANESHA masih terlelap dalam kasur empuk
GANESHA mencoba bangun dan bangkit
Godaan Sang Penakluk, membuat GANESHA menguap 
GANESHA ingin tidur lagi

GANESHA pun akhirnya merenung
Mengapa GANESHA berjalan lambat lagi
GANESHA tak seperti pada mulanya
Tiba akhirnya GANESHA terjatuh sakit sekali
Tinggallah dua pilihan bagi GANESHA, terus maju atau mundur

GANESHA dengan terpaksa memilih tuk terus maju
Berat sekali GANESHA menjalaninya
Namun GANESHA terus memaksa dirinya tuk menikmati
Tiba saatnya GANESHA menikmati betul
GANESHA merasa nikmat
GANESHA merasa enjoy

GANESHA dengan sigap menyusun strategi
GANESHA memperbaiki kekurangan
GANESHA menyusun renstra
GANESHA beraksi dengan terukur dan jelas
GANESHA pun dinikmati dan dicintai
GANESHA pun tersenyum
GANESHA pun dimiliki

17 April 2012 11:44 PM
Posted on Tuesday, April 17, 2012 | Categories:

Friday, November 18, 2011

Dailektika sebuah kehidupan

Hari ini kujalani hidup dengan cukup rintih karena padat.
Kubangun hampir jam setengah 6, ku sholat subuh dan ambil buku buat belajar
Tanpa mandi, cuman wudlu, saya berangkat kuliah 
Kuliah g ngerti tapi untung tidak tidur

Kawan, aku harus ke pengadilan
Aku hendak ambil STNK tapi pupus karena uang
Uangku g cukup untuk bayar

Aku pulang dan hendak mandi tapi air habis
Aku ke kosan teman dan jumatan disana
Habis jumatan aku nyuci 
Hatiku cukup senang ketika menunggu uang pinjaman teman

Aku menunggu dan menunggu tapi g ada yang datang
Kumpul angkatan hanya isapan saja
Namun ketika kuliah kan ada, rapat pun digelar
Yandi pun terpilih sebagai BPA bersama awan

Sobat. kuliah MTL kadang-kadang membosankan
Kuhanya dengar penjelasan, tanya dikit dan pulang
Untung ada seminar
Amir Sambodo menjawab dengan lantang
Tapi sayang bukan pertanyaanku kawan
Rencanaku pupus hanya karena keberanian 

Ku datangi sekre, sholat dan cari makan
Malamnya harus rapat dengan kongres kemahasiswaan
Sayang aku tidak buka mulut kawan
Aku lagi keasyikan sms dengan kawan angkatan 
Dia calon penghuni sekreku kawan

Malam yang indah tapi
Latgab harus dipersiapkan
Besok harus sudah di depok mabes yayasan
Harus semangat ini g pernah padam

------jekila--------
Posted on Friday, November 18, 2011 | Categories:

Sunday, June 05, 2011

Indahnya Negaraku

Negaraku adalah negara yang indah

Indah dengan celotehan dan kebijakan para bandit negara
Indah dengan korupsi yang meraja lela
Indah dengan politisasi di mana-mana
Indah dengan pertikaian di Persatuan Sepak Bola
Indah dengan kasus mafia 
Indah dengan anggaran yang rendah
Indah dengan kemiskinan yang meraja lela
Indah dengan susah mencari kerja
Indah dengan banyaknya tindak pidana
Indah dengan melambungnya harga
Indah dengan busuknya para pejabat negara
Indah dengan susahnya birokrasi lembaga
Indah dengan rendahnya kualitas pendidikan warga
Indah dengan kepentingan asing dan swasta
Indah dengan isu-isu yang tak jelas arahnya
Indah dengan saling menjegal antar sesama
Indah dengan kekerasan antar ras dan agama
Indah dengan ekspor komoditas dari mancanegara
Indah dengan hancurnya ekosistem karena ulah mereka
Indah dengan rangkaian kata-kata si dia

Negarku adalah negara yang indah
Posted on Sunday, June 05, 2011 | Categories:

Thursday, June 02, 2011

Istriku

Istriku
Adalah seorang muslimah sejati
Ilmu agama dia cukup untuk bisa mendidik anak
Ia mampu membaca al-qur'an dengan lancar
Ia bukanlah seorang yang tertutup 
Melainkan seorang yang cakap dan gesit namun tetap memegang agama

Istriku
Adalah seorang yang cerdas
Ia mampu menerjemahkan setiap ucapanku
Ia cekatan dan rajin menyelesaikan suatu masalah
Ia memiliki visi yang besar untuk diri, anak dan keluarga

Istriku 
Adalah seorang penasihat yang baik
Ia tidaklah malu-malu untuk mengingatkanku
Ia berani megkritik atau memarahiku jikalau aku salah

Istriku
Adalah seorang yang setia
Ia rela harus hidup sendiri dengan anak ketika aku tinggal keluar kota
Ia tidaklah merasa sedih, namun ia berfikir bahwa suamiku telah berada di track yang benar

Istriku
Adalah orang yang sederhana
Ia tidak mengharapkan harta mewah dariku
Ia mampu memahami hidup ini apa adanya

Istriku
Adalah seorang yang menyemangatiku ketika aku patah semangat
Ia sudi untuk menghiburku dan memotivasiku
Dialah sumber inspirasi

Istriku
Adalah seorang yang jujur dan berintegritas
Ia selalu intropeksi diri menjadi lebih baik
Posted on Thursday, June 02, 2011 | Categories: