Saturday, August 24, 2013

Menyikapi Kehadiran Gita Wirjawan di ITB

Gita Wirjawan (doc. google.com)

Jum'at lalu (23/8/2013), Menteri Perdagangan RI kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Gita Wirjawan (selanjutnya saya singkat GW), menghadiri undangan panitia Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2013 sebagai salah satu pembicara di acara tersebut. OSKM adalah acara tahunan mahasiswa baru ITB (program sarjana) yang pesertanya sekitar 3500 mahasiswa. Salah satu rangkaian acara OSKM adalah kuliah umum yang dihadiri oleh tokoh nasional yang memiliki track record bagus (parameternya saya tidak tahu). Selain itu, juga alumni ITB yang secara real berkarya untuk bangsa juga turut serta diundang di acara ini. OSKM adalah gerbang awal mahasiswa baru ITB mengetahui tentang ITB dan Indonesia (versi panitia OSKM).

Uraian Singkat GW

Gita Wirjawan saat ini selain menjadi Menteri RI juga menjadi ketua umum PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Nama GW semakin ramai diberitakan media, setelah kadernya (baca Tim PBSI) menjuarai kompetisi dunia di Guangzhou, China yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Ini adalah prestasi luar biasa RI setelah enam tahun paceklik gelar di turnamen serupa. Selain di PBSI, nama GW mentereng di berbagai media iklan seperti baligo dan juga media iklan di media umum seperti halnya KATV (Televisi Kereta Api) untuk mengiklankan program 100% Indonesia yakni produk-produk dalam negeri. GW terlihat sekali orang yang cinta produk aseli Indonesia. Namun, Jika Anda mendalami sosok GW, pandangan ekonomi dia adalah neoliberal. Dia adalah antek pemodal asing Amerika Serikat (uraian terkait ini di lain kesempatan). Nama GW semakin santer terdengar adalah ketika dia masuk dalam daftar Calon Presiden Partai Demokrat di program konvensinya. Dia digadang-gadang akan gantikan rezim SBY.

Sikap Kehati-hatian

Pemilu Presiden tinggal setahun lalu. Bursa calon presiden sedang ramai diangkat media. Calon-calon tersebut pun mencoba mencuri start lebih awal dengan memperkenalkan diri di depan publik. Berbagai cara telah dilakukan mulai dari terang-terangan deklarasi di media atau menjadi sosok negarawan sejati dengan menghadiri berbagai panggung ilmiah. Mengetahui latar belakang GW adalah menjadi suatu kewajiban bagi panitia OSKM 2013. Sosok GW patut digarisbawahi apakah dia in line dengan jati diri mahasiswa sebagai calon pemimpin patriotik bangsa yang pro rakyat. Mahasiswa harus jeli dengan berbagai pemikiran para pejabat negara seperti halnya GW. Ketidaktahuan panitia OSKM 2013 akan pemikiran GW akan berdampak pada 3500 mahasiswa yang akan terpengaruhi pemikiran GW (baca:neoliberal, jika GW menjelaskan pemikiran ekonominya). GW akan dijadikan maba 2013 sebagai sosok pemimpin ideal dan dijadikan idola. Saya sendiri tidak menyalahkan panitia OSKM 2013 yang telah mengundang GW. Saya hanya mempertanyakan alasan pengundangan GW karena bagi saya masa OSKM adalah masa awal maba mempertanyakan siapa dirinya (baca:mencari jati diri). Mereka masih dalam tahap mencari. Kedepan, saya berharap panitia OSKM untuk bersikap hati-hati terhadap calon permbicara di acara tersebut. Demi mahasiswa baru ITB lebih baik. Merdeka !

1 komentar:

Unknown said...

Coba anda jelaskan apa yg salah dari ucapan GW di acara tersebut. Mari kita diskusikan. Menurut saya acara tersebut sangat baik karena maba diberikan visi yg jelas kemana Indonesia di masa depan. Maba diharapkan mengantisipasinya kalau mau NKRI berjaya di masa depan. Kita harus memberdayakan diri kita sendiri dalam bersaing dng negara Cina, India bahkan Amerika. GW memberikan motivasi MABA harus tahu itu.