Wednesday, March 16, 2011

Neraka Tinggal Sejengkal


Aku kenal dengan seorang mahasiswa. Usianya 20 Tahun. Dia kuliah di sebuah universitas terkemuka di negeri ini. Sebut aja Universitas X. Keseharian dia selain dihabisin dibangku kuliah, ia juga aktif di berbagai organisasi. Ia aktif di tiga organisasi dan jabatannya cukup strategis.

Namun kawan, dia bukan sesosok pribadi yang tangguh. Indeks Prestasi dia pun nggak nyampe tiga. Namun dia sombongnya minta ampun. Mungkin karena keseringan nampang ngomong kali ya. Tiga organisasi besar itu ternyata sangatlah berbeda latar belakangnya. Organisasi A bergerak di dunia dakwah islam. Organisasi B bergerak di bidang kekampusan. Organisasi C bergerak di pemikiran kiri alias komunis. Dia orangnya ternyata nggak sadar diri. Dia nggak sadar ternyata inputan informasi dan pengetahuan dia sangat minimalis, sementara tuntutan seabrek. Dia jarang baca dan nulis. Blog dia dia biarkan kosong momplong selama dua bulan. Facebook dia cumin isinya tulisan di wall itupun kalo dirata-rata dua minggu sekali. Tulisan di note apalagi gak ada.

Dia seorang yang labil banget namun ambisinya tinggi. Suatu saat dia lagi on fire. Dia nulis di media nasional namun gagal. Dia pun berhenti kemudian.  Dalam benak dia focus utama adalah akademik. Ia belajar mati-matian namun nilai masih tak kunjung baik. Salah dia dia tidak ngukur diri sih. Dia belajar pada saat badan butuh rehat. Sementara, pada saatnya belajar di kelas atau mengulang pelajaran di rumah ia tertidur pulas.

Dampak dia lagi orang muddy, sekarang prestasinya nggak ada. Akademik tambah parah, kepanitiaan ancur, organisasi kabur-kaburan, ibadah pun jarang. Nggak tau apa yang bias dibanggakan dari anak ini. Dia sekarang kadang berbangga dengan dia sekarang studi di kampus X itu. Di pikirannya selalu terbayang kan dapat IP disini kan susah coba kalau aku kuliah di universitas Y ato Z pasti tiga koma di tangan. Begitu yang sering terlintas di kepalanya.

To be continue…

0 komentar: