Saturday, August 11, 2012

Curi Waktu Libur


Tinggal beberapa hari lagi saya akan menikmati tingkat 4, yang paling senior di ITB. Sudah tiga tahun lamanya saya menikmati liburan panjang, liburan semester genap selama 3 bulan. Namun, selama ini saya belum pernah menggunakan waktu yang panjang tersebut untuk pulang dan bercengkerama di rumah dengan orangtua dan saudara. Sedih memang, namun ini adalah pilihan yang serius bagi saya.

Liburan panjang semester-2, saya malah ikutan Latihan Kepemimpinan V ITB kemudian dilanjutkan dengan Pekan Kepemimpinan Nasional PPSDMS, dan dilanjutkan dengan Ospek jurusan HIMATIKA ITB. Seingat saya, saya habiskan waktu di rumah (akumulasi) Cuma dua minggu. Sangat singkat.

Liburan panjang semester-4, saya kebetulan menjadi peserta PPSDMS, asrama mahasiswa yang fokus pada pengembangan SDM strategis. Saya ikut role yang ada dan pulang ke rumah tak lebih dari dua minggu. Saat ini adalah liburan panjang semester-6, semenjak liburan panjang digulirkan saya sampai sekarang, saya baru pulang hampir dua bulan yang lalu dan cuma lima hari. Biarpun sudah tidak di asrama, saya menyibukkan diri di pembuatan majalah di kampus. Semester Pendek tidak saya ambil, saya ingiin fokus di majalah. Alhasil, majalah beberapa hari kedepan akan naik cetak, full color, dengan 1000 eksemplar.

Pelajaran Liburan Semester-6

Saya belum habisin liburan panjang ini untuk berlibur kemana-mana kecuali ke Pangandaran bersama temen-temen asrama sebagai perpisahaan. Selama lima hari saya di rumah, saya hanya berkutat di Lamongan, ketemu dengan teman-teman dan saudara yang kebetulan ada yang sedang menikah. Namun, saya dapatkan pelajaran yang luar biasa di Bandung.

Untuk pertama kalinya saya mengonsep sebuah majalah dengan cukup sempurna. Saya tipikal manusia perfeksionis harus bekerja ekstra untuk hasilkan majalah yang berkualitas. Tenaga saya curahkan sepenuhnya untuk majalah. Saya merangkap Pemimpin Redaksi, Marketing, Seeker layouter dan sekaligus Pemimpin Umum. Saya kerjakan dengan penuh harapan dan keyakinan.

Saya mewawancarai Pak Iwan Pranoto, Guru Besar Matematika, dua kali. Wawancara pula dengan Rektor dan Juga Pembantu Rektor bidang akademik, Pak Kadarsah. Bertemu Fadjroel Rachman dikantornya, wawancara langsung dengan Hatta Rajasa, ikut diskusi dengan guru besar ITB di common room, ikut berbagai seminar dan pelatihan entrepereneur, berkunjung ke Jumhur Hidayat, kepala BNP2TKI, interaksi dengan Humas Kementrian Perekonomian untuk dapatkan sponsorship, jalan kesana-kemari tuk ajukan sponsor tapi nihil hasil, bertemu Pak Tisna Sanjaya, dosen pembimbing unit, di rumahnya, menyimak dari dekat sambutan Mendikbud RI, Muh. Nuh, ikut seminar kebangsaan Dahlan iskan, apply berbagi international conference, dan lain sebagainya. Pengalaman ini pastinya tidak akan saya dapatkan kalau hanya sekedar stay di rumah.

Saya bukan elit kampus, namun pengalaman saya selama ini cukup lumayan untuk dijadikan modal semester depan tuk berkiprah lebih jauh di dunia akademis dan kemahasiswaan. Buku “habibie&Ainun” yang telah saya khatamkan di Gramedia cukup tuk dijadikan role model dalam setiap aktivitas saya nantinya ; percintaan, visi jangka panjang, dan dunia akademis. Saya tidak kecewa sedikitpun, saya enjoy saja biarpun mungkin ada yang mencibir saya.

Pekerjaan Saya selanjutnya adalah membuat mimpi bersama “ITB For 2045” saat Indonesia berusia 100 Tahun. Saya ingin mengimplementasikan rencana besar saya tuk menggaet  kawan-kawan tuk bersama-sama memformulasikan mimpi ini karena di tahun 2045, generasi saya akan memimpin bangsa ini. Moga Allah memberi kemudahan. Amiin 

Sunken Court E-04

0 komentar: