Secara sederhana saya mendefinisikan matematika sebagai sebuah
alat untuk memahami alam semesta. Asalkan ada suatu fenomene yang memiliki
dinamika pasti dapat dimodelkan dengan matematika. Jadi matematika tak terkotak
pada ranah sains dan engineering
saja. Fenomena sosial yang memiliki dinamika mahaluas dengan melibatkan
variabel superbanyak dapat dipahami dengan mudah melalui pendekatan matematika.
Biarpun penyederhanaan ini men-delete aneka
variabel. Salah satu alat matematika untuk memahami fenomena sosial adalah
dengan system dynamics. Saya tidak
akan menceritakan panjang lebar terkait
tool ini.
Poin kedua, pembangunan. Saya definisikan pembangunan sebagai
perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan
institusi-instusi nasional yang sangat kompleks dan dalam pengkajiannya
dibutuhkan multidisiplin keilmuan. Definisi diatas saya dapatkan dari kuliah
Widyo Sulasdi (2015). Kekompleksan suatu fenomena dapat diurai dengan pertama
kali mengidentifikasi unsur-unsurnya. Unsur yang dimaksud merupakan suatu
komponen penyusun fenomena yang keberadaannya tak dapat dihapus karena saking
pentingnya. Tingkat "penting" sangat bergantung pada model mental
masing-masing pendefinisi. Sangat subjektif memang. Namun, biarpun sangat
subjektif harus dapat diuji dimana sang pendefinisi kudu mampu menjawab beyond the element alias menjawab
pertanyaan "why". Bayangkan seberapa banyak komponen dari suatu
fenomena pembangunan. Sebagai contoh mudahnya, fenomena gagalnya mahasiswa A
menembak mahasiswi B.
Dalam model mental saya, fenomena cinta seorang mahasiswa adalah
fenomena pembangunan. Bayangkan seorang mahasiswa yang bercinta dan akhirnya
menikah akan mengalami dinamika yang menarik seperti halnya ngobrol masalah
Rumah Tangga sampai negara bahkan dunia. Tidak hanya ngobrol, bahkan aksi
seperti halnya jalan-jalan manjat gunung atau sekedar refreshing di Freeport
trus ditambah aksi membuat gerakan seperti gerakan mahasiswa jomblo merdeka
bangun desa. Ini jelas berimbas pada pembangunan. Oke, kembali ke poin fenomena
gagalnya mahasiswa A menembak mahasiswi B. Fenomena tersebut libatkan aneka
unsur penting : lama mengenal, tingkat kegantengan/kecantikan, pengalaman
bercinta, kesiapan bercinta, tingkat ke-PD-an, dan strategi menembak. Terkait
hal ini jika ada waktu dan tidak malas, saya pengen buat modelnya.
Rumus Pembangunan
Jika fenomena gagalnya bercinta saja kompoleks, jelas fenomena
pembangunan suatu negara lebih kompleks lagi. Dalam kuliah Ekonomi Pembangunan
lanjut dimana didekati dengan pendekatan sistem, Tasrif (2015) jelaskan bahwa
pembangunan (development)
didefinisikan oleh :
Development = Technology x Acceptance x Resource
Definisi diatas menceritakan bahwa pembangunan itu diperoleh mulai
kombinasi yang harmoni antara teknologi, dukungan subjek pembangunan (dalam
konteks negara : rakyat), dan sumber daya. Tanda kali (multiple) mengandung makna bahwa jika salah satu komponen bernilai
nol (tidak ada sama sekali) maka bisa dipastikan pembangunan tidak akan
terjadi. Kembali ke persolan gagalnya bercinta diatas. Jika mahasiswa A dan
mahasiswi B ada (resource =1),
keduanya saling suka dalam diam (acceptance
= 1), namun malu untuk sekedar say hello
(technology=0), maka jelas percintaan
tak akan pernah terjadi (Development
= 0). Maka ketiga elemen tersebut bisa disebut elementer dalam pembangunan.
Kembali ke persolan pembangunan yang lebih luas yakni dalam skala
negara,. Mengidentifikasi unsur-unsur penyusun technology, acceptance, dan resource
jelas sangat rumit dan kompleks. Ini jelas dibutuhkan analisis yang mendalam
guna nantinya didapatkan perilaku (behavior)
yang representatif. Dalam modeling terkait
hal ini akan digunakan pendekatan system
dynamics. Salah satu keunggulan metode ini adalah mampu menggambarkan
keterkaitan antar elemen untuk kemudian diamati perilakunya. Selain itu, alat
ini mampu menerobos dinding pembatas antarkeilmuan, jadi tidak terkotak-kotak.
Karena tulisan ini sekedar pendahuluan, maka saya sudahi saja.
Terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment