Wednesday, October 16, 2013

Matematika Sebagai Metode Berfikir*

doc. google.com

Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan disanalah otak kita bekerja untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Seperti halnya router internet, otak kita senantiasa akan mencari solusi entah secara cepat maupun lambat. Manusia yang tidak terbiasa mengasah otaknya dengan berfikir, akan susah baginya menyelesaikan masalah yang rumit. Namun sebaliknya, bagi manusia yang senang berfikir, mudah baginya untuk temukan masalah. Orang yang demikian adalah orang yang berfikir matematis. Berpikir matematis menurut Mason, Burton, dan Stacey (1982) adalah proses dinamis yang memperluas cakupan dan kedalaman pemahaman matematika. Matematika adalah alat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan secara deduktif dan logis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deduktif berarti bersifat deduksi yakni penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum sedangkan logis berarti susuai dengan logika, benar menurut penalaran, dan masuk akal. Kemampuan berfikir matematis tidak didapat secara instan. Ia terbentuk dari proses panjang. Biarpun tidak pernah belajar konsep matematika di kelas, manusia dapat berfikir matematis asalkan ia memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu (never ending learning).

Pentingnya Berfikir Matematis

Berfikir matematis bisa dibentuk dengan memahami konsep dasar matematika seperti logika matematika dan proses penarikan kesimpulan dari suatu masalah. Orang yang memiliki kemampuan berfikir matematis akan memiliki Kelenturan beraktivitas, ketekunan, minat, keingintahuan, dan keahlian untuk menemukan/menciptakan sesuatu yang baru. Ia memilki kepercayaan diri dan watak untuk mencoba, mengevaluasi, dan membuat keputusan (NTCM,1991). Sebaliknya orang yang tidak memiliki kemampuan berfikir matematis seringkali berada dalam kebimbangan. Ia susah untuk mewarnai kehidupan, justru Ia dikendalikan kehidupan. Tepat kita menyebut matematika sebagai metode berfikir.


 *Ditulis sebagai tugas Teori Belajar Matematika

0 komentar: