Tuesday, November 12, 2013

Kopi Sachet

Kopi Sachet

Kopi identik dengan rasa kantuk. Tapi kadangkala istilah tersebut tidak berlaku. Kita mengopi karena ingin. Saat begadang tidak ada teman, kita buat kopi sebagai teman setia. Tidak harus mahal, cukup kopi sachet seribu rupiah. Tidak kenal malam ataupun pagi hari. Kopi sachet tetap diseduh.

Ragam kopi banyak sekali. Gambaran detailnya kita bisa berkunjung langsung di kedai khusus kopi seperti starbuck. Namun, tentunya kita harus keluarkan budget yang tidak sedikit. Harga menyesuaikan rasa. Istilah itu rasanya valid dan dirasakan betul oleh para maniak kopi. Tetapi tidak bagi pecandu kopi sachet. Kopi sachet dihargai seribu sampai seribu lima ratus rupiah. Merk-nya pun bermacam-macam. Rasanya juga bermacam-macam. Ada kopi putih, kopi hitam, dan kopi susu. Kita bebas memilih tergantung selera kita. Harga yang relatif murah tersebut membuat kita kecanduan. Membuat kita menaruh pilihan pada kopi sachet. Kopi jenis lain nanti dulu.

Kopi putih (doc. google.com)
Kopi Putih

Kopi putih adalah salah satu ragam dari kopi sachet. Iklan-iklan di TV tidak henti-hentinya menawarkan kopi sachet jenis ini. Merk yang terkenal dengan kopi hitamnya berinovasi dengan mencipta kopi putih. Perang produk tidak bisa dihindari. Pemain lama sampai pendatang baru kopi putih memasuki zona kompetisi yang berharga mahal. Stretegi promosi pun dterapkan dengan aneka metode. Mulai dari memperbesar dan mempercantik bungkus sampai bonus ; beli dua dapet satu dan sebagainya. Kopi putih merupakan wajah baru dari kopi sachet.

Kopi tanpa ampas sekaligus miliki rasa dekati karamel (ingat permen alpenliebe) adalah alasan mengapa kopi putih menjadi pilihan saya. Jika dipresentasi, kopi tanpa ampas delapan puluh persen, dua puluh persen untuk sisanya. Terkait merk, saya terbuka dengan merk kopi sachet apapun. Namun, saya menaruh poin besar ke kopi sachet merk Luwak White Koffie. Bukan karena pemeran iklannya yang cantik dan ganteng melainkan karena dua poin diatas. Referensi perbandingan produk saya tidak banyak. Hanya beberapa produk kopi sachet. Jika saya kembali ke kedai kopi dan memilih kopi putih atau sejenisnya, mungkin sekali saya akan dapatkan kopi putih yang lebih istimewa. Kopi putih sachet bisa jadi tertinggal sekian skala. Kopi putih dari kedai melesat jauh ke bintang-bintang. Lidah saya dibuat bergoyang-goyang. Saya menjelma menjadi manusia bebas yang terbebas dari semua masalah. Apakah kopi di kedai itu kopi tiwus ?  

0 komentar: