Saturday, December 19, 2015

Golden Age

Hari ini tepat saya berusia 25 tahun. Saya akan mereview pengalaman saya dalam setahun untuk bisa saya jadikan pelajaran untuk setahun mendatang.

Pada Desember tahun lalu saya diterima di jurusan Magister Studi Pembangunan setelah pada Oktober 2014 diwisuda sebagai sarjana Matematika. Pada liburan natal, saya turut serta dengan sahabat-sahabat AKS mendaki Gunung Sumbing dan Sindoro. Pasca turun gunung saya sempat bertamu di rumah Fauzan (EL 09) baru kemudian menghabiskan tahun baru di kota Yogyakarta dengan teman-teman SMA saya. Saat di Jogja saya ditelpon Mba Fitri, TU jurusan saya, bahwa tanggal 6 Januari 2015 saya sudah masuk kelas. Saya kaget lantas menyegerakan pulang ke Lamongan untuk menemui orang tua sekaligus berlibur. Waktu di rumah sekitar tiga malam saja.
Pas foto paling update
(diambil di Jonas sebelum wisuda Oktober 2014)
Setibanya di Bandung, di minggu-minggu awal kuliah saya merasa tidak cocok dengan jurusan saat ini. Saya minta masukan teman dan saya mantab untuk terus melanjutkan kuliah di jurusan ini. Kuliah demi kuliah saya hadapi diselingi dengan kesibukan mengajar di dua bimbel, dan dua orang siswa privat. Jurusan saya sekarang hampir tidak ada liburan. Setelah tugas-tugas selesai, kuliah baru sudah di depan mata. Sementara yang lain liburan panjang tiga bulan, saya tidak. Kuliah baru saya harus hadapi.

Masalah Besar

Liburan Ramadhan tahun 2015 seperti bukan liburan. Tugas dari Kuliah Pesisir menumpuk, belum ditambah dengan tesis yang sudah mulai. Waktu liburan dua minggu seolah berjalan sangat cepat, dan lembaran kuliah pasca lebaran dibuka. Kuliah Pesisir menyambut.

Pasca lebaran identik dengan halal-bi-halal, namun saya justru menciptakan konflik. Berawal dari surat terbuka saya terhadap salah satu dosen mata kuliah di jurusan. Saya mengkritik beliau dengan tanpa tedeng aling-aling. Bayangan saya, saya akan dikeluarkan dari kampus atas tindakan ini namun ternyata tidak. Setelah saya menghadap dosen terkait, beliau legowo memaafkan saya dan bersedia membimbing kembali tesis saya. Ini pelajaran berharga saya yang tidak akan saya lupakan.

Kejadian tersebut memicu reaksi beragam dari banyak dosen, teman-teman sesama mahasiswa, alumni, bahkan petinggi kampus. Saya mencoba bersifat dingin. Saya akui sikap saya mengkritik di depan publik dunia maya (facebook) keliru biarpun inti kontennya baik. Saya berharap orang-orang tidak meniru saya.

Layaknya Lelaki Lain

Pasca masalah besar tersebut, saya terbayang pada seorang. Orang ini adalah salah seorang aktivis kampus yang saya kenal dekat saat tingkat 2. Dia perempuan. Saya teringat pada momen ketika saya dibantai ama dia saat saya tidak amanah menjadi koordinator organisasi. Saat itu dia staff saya. Momen selanjutnya saat Ia memberikan hadiah cokelat di saat hari wisuda saya. Saya segan untuk mendekat, Ia terlalu sempurna di hadapan saya.

Saya juga teringat dengan salah seorang perempuan dari kampus daerah atas. Saya kemudian mencoba dekat, namun setelah dua minggu berinteraksi terdapat ketidakcocokan yang membuat saya harus mengakhiri hubungan.  

Golden Age : Syukur dengan Karya

Di usia saya ke-25 hari ini, saya merasa diri ini masih mencari identitas. Ada dua hal yang terbayang dari memori saya untuk saya fokuskan menjadi tanda keahlian saya nanti. Hal itu membuat bingung yang terkadang menjadikan saya linglung tanpa arah. Jatuh-bangun, jatuh bangun. Itulah gambaran akibat kebingungan saya. Seringkali saya melakukan hal-hal kontraproduktif biarpun saya sadar itu hal yang sia-sia. Di sini saya seringkali menggadaikan karakter saya.

Saya bertekad di usia 25, masa dimana Nabi menikahi Khadijah, untuk dapat bersyukur menjadi diri saya. Terlepas banyak sekali masalah yang hinggap di memori saya. Saya bertekad untuk melakukan hal-hal positif setiap hari ; membaca, menulis, meriset, mengajar, berorganisasi, beridiskusi, traveling, dan memperkuat rohani.  Saya ingin melakukan sesuatu bukan untuk menjadi populis, namun ingin menjadi hamba-Nya yang betul. Saya kira Tuhan mencintai hamba-Nya yang berbuat untuk sesama.

Maka, targetan di usia 25 tahun saya adalah : K A R Y A , K A R Y A , K A R Y A. 

2 komentar:

@andrysatrio said...

Aduh Mas Uruqul, seharusnya ceweknya dikejar saja, buat 2016 ini jangan hanya karya tapi kejar. KEJAR, KEJAR, KEJAR! Sukses terus mas!

Uruqul Nadhif Dzakiy said...

Kalo kejar cewek jauh lebih sulit Ndri. Heu